Senin, 03 September 2012

WPAP sebagai Karya Cipta Anak Negeri




“WPAP”  SEBAGAI KARYA CIPTA ANAK NEGERI
Oleh : Raden Rangga Jati



            Bila belum pernah mendengar WPAP, mungkin akan secepat kilat membalik halaman kolom ini. Namun tunggu dulu dong ya, tulisan ini akan mencukil sedikit definisinya. Wedha”s Pop Art Portrait (WPAP) menurut pengarangnya, Wedha Abdul Rasyid, merupakan salah satu seni pop art dengan cara tracing (menjiplak) foto untuk kemudian dibuat bidang-bidang yang tidak memakai kurva.
Bidang-bidang tersebut selanjutnya diberi warna tersier yang dikelompokkan berdasarkan gelap terang, serta  merupakan salahsatu karya seni  Pop art asli Indonesia yang memiliki suatu artian, di luar negeri atau didunia sudah banyak karya-karya pop art tetapi diindonesia sendiri mempunyai style terbaru dengan menggunakan bidang-bidang kotak-kotak atau garis-garis lurus, dan menabrakan warna-warna solid untuk membangun dimensi muka atau membangun karakter tokoh seseorang.
            Berawal dipertengahan tahun 2011, laki-laki bernama Andre Kurniawan, yang akrab dipanggil “Andre” mahasiswa STDI (Sekolah Tinggi Desain Interstudy) Jakarta ini bergabung dalam WPAP community Jakarta yang bermarkas diwilayah Bintaro Sektor I Jakarta sampai saat ini, Menurutnya selama ini komunitas karya cipta seni Indonesia ini  selalu lancar dalam berbagai event2 besar  seperti; pada pameran Java Jazz Festival , acara Nirmana Award dan Event-event besar lainnya, yang kurang lebih dalam hal perkembangannya dalam seni pameran karya seni ini cukup pesat sampai saat ini.
            Untuk peminat karya seni ini kurang lebih hampir  5000 anggota di Web Wpap”s community Indonesia yang terbagi dalam beberapa wilayah di Indonesia, yang bersama-sama dalam memperkenalkan dan mengembangkan karya seni Wpap serta biasanya pameran yang diadakan lebih aktif  diadakan di  Jakarta,
            Sampai saat ini dalam perkembangan Wpap bagi dunia seni di Indonesia terutama pada anak-anak muda  yang bergabung untuk membuat karya seni ini, perkembangan di jejaring social “facebook” dari mulai kirim-kiriman sebuah karya hingga komentar  sesama pecinta karya seni ini sebagai motivasi dalam mengembangkan karya seni pada WPAP’s ini sendiri “ujar beliau ketika ditemui anggota kliring”.
            Dari salahsatu jejaring Facebook lah,  seni tersebut berkembang ke website. Dari situlah anggota merambah ke pelosok Tanah Air. Karya-karya WPAP pun dapat dinikmati melalui website: wpapcommunity.com. Komunitas ini juga semakin mengukuhkan dirinya sebagai komunitas yang peduli dengan nasionalisme di mana mereka juga membuat berbagai karya pop art atas berbagai kesenian Indonesia seperti Tari Pendet (Bali), Tari Piring (Minangkabau), serta wajah para Kepala Suku di Papua, dll yang membuat kita semakin mencintai Indonesia dengan berbagai sentuhan warna yang semarak. 
            Dan juga dapat dikontak melalui Twitter: @WPAPCom, sehingga semua kalangan di Indonesia maupun dari luar negeri yang menggemari jenis karya ini dapat saling berinteraksi antar anggota, saling belajar, dan mampu mendapatkan hasil atas karyanya melalui penjualan poster, kaos, kalender, dan berbagai merchandise lain dari desain yang telah dibuat.